Woensdag 29 Mei 2013

makalah DiABEtes Militus

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT  karena Hidayah-Nyalah tugas Farmakologi tentang ‘Diabetes Militus” ini dapat terelesaikan.
Dalam penyusunan tugas ini kami sebagai penulis mengambil referensi atau materi dari internet dan buku panduan yang terkait dengan materi ini,kemudian kami susun dan rangkum menjadi bentuk yang lebih terperinci.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih terdapat kekurangan – kekurangan untuk itu kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar penyusun tugas yang berikutnya bisa lebih baik lagi.
 Wassalamu’alaikum Wr.Wb            .
                                                                                       
Purwodadi ,24 April 2013

                                                                                                                Penyusun







DAFTAR ISI
Halaman judul.......................................................................................................................................... 1
Kata Pengantar........................................................................................................................................ 2
Daftar Isi...................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................ 4
A.        Latar balakang.......................................................................................................... 4
B.        Tujuan............................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................... 5
A.      Pengertian Diabetes Militus............................................................................. 5
B.      Patofisiologi Diabets Militus............................................................................ 6
C.      Faktor penyebab Diabetes Militus............................................................... 7
D.     Ciri-ciri Diabetes Militus..................................................................................... 7
E.      Tanda-tanda Diabetes Militus......................................................................... 8
F.      Tujuan Pengobatan............................................................................................... 8
G.      Pengobatan Diabetes........................................................................................... 9
H.     Obat-obat anti Diabetes...................................................................................... 10
I.        Mekanisme Kerja Obat........................................................................................ 11
J.        Contoh Obat............................................................................................................... 13
BAB  III  PENUTUP................................................................................................................................. 15
A.Kesimpulan............................................................................................................................................ 15
B. Saran......................................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................ 16



BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi (Anonim, 2008).
Saat ini upaya penanggulangan penyakit Diabetes Mellitus belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, sistem saraf, hati, mata dan ginjal (Anonim, 2008).
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeratif, dimana terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) dan dalam urin (glukosuria) (Anonim, 2008).
Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas (Anonim, 2008).

B.Tujuan
1.        Untuk mengetahui penyakit diabetes  militus
2.        Untuk mengetahui patofisiologi penyakit diabetes militus
3.        Untuk mengetahui faktor penyebab penyakit DM
4.        Untuk mengetahui ciri-ciri dan gejala DM
5.        Untuk mengetahui tujuan pengobatan dan mekanisme kerja obat


BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Diabetes Militus
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeratif, dimana terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) dan dalam urin (glukosuria) (Anonim, 2008).
Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas (Anonim, 2008).
·           Ada 2 jenis tipe utama dalam penyakit diabetes yaitu :
1. Penyakit Diabetes ipe 1          
     Suatu keadaan dimana tubuh sudah sama sekali tidak dapat memproduksi hormon insulin. Sehingga penderita penyakit diabetes harus menggunakan suntikan insulin dalam mengatur gula darahnya. Sebagian besar penderita penyakit diabetes ini adalah anak-anak & remaja.
Ø  Perawatan Penyakit Diabetes Tipe 1
          Karena pankreas kesulitan menghasilkan insulin, maka insulin harus ditambahkan setiap hari. Umumnya dengan cara suntikan insulin. Apakah bisa dengan perawatan secara oral? Tidak bisa, karena insulin dapat hancur dalam lambung  bila dimasukkan lewat mulut.
          Cara lain adalah dengan memperbaiki fungsi kerja pankreas. Jika pankreas bisa kembali berfungsi dengan normal, maka pankreas bisa memenuhi kebutuhan insulin yang dibutuhkan tubuh.
2. Penyakit Diabetes tipe 2
            Penyakit diabetes ini terjadi karena tubuh tidak memproduksi hormon insulin yang mencukupi atau karena insulin tidak dapat digunakan dengan baik (resistensi insulin). Tipe penyakit diabetes ini merupakan yang terbanyak diderita saat ini (90% lebih), sering terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, gemuk dan mempunyai riwayat penyakit diabetes dalam keluarga.
ü Perawatan Penyakit Diabetes Tipe 2
                    Perawatan penyakit diabetes tipe 2 adalah dengan memaksa fungsi kerja pankreas sehingga dapat menghasilkan insulin lebih banyak. Jika pankreas bisa menghasilkan insulin yang dibutuhkan tubuh, maka kadar gula dalam darah akan menurun karena dapat diubah menjadi energi. Dalam banyak kasus, dapat diobati dengan minum pil, paling tidak pada awalnya, untuk merangsang pankreas agar menghasilkan lebih banyak insulin. Pil itu sendiri bukan insulin.
                     pankreas bisa lelah menghasilkan insulin jika terus menerus dipaksa. Cara terbaik untuk mengatasi penyakit diabetes tipe 2 adalah dengan diet yang baik untuk mengurangi berat badan dan kadar gula, disertai dengan gerak badan yang sesuai.
B.    Patofsiologi Diabetes Militus
                        Sebagian besar patologi diabetes melitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama kekurangan insuliun sebagai berikut:
1)  pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh , dengan akibat          peningkatan konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg. Per             100ml.
2)  peningkatan nyata mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,       menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskular yang mengakibatka aterosklerosis
3)  pengurangan protein dalam dalam jaringan tubuh (Guyton, A.C., 1990).



C. Faktor  yang menyebabkan penyakit diabetes.
1.   Faktor keterunan
2.   Kegemukan / obesitas
3.   Tekanan darah tinggi
4.   Level kolesterol yang tinggi
5.   Gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi  makanan instan 
6.   Merokok dan stres
7.   Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat
8.   Kerusakan pada sel pankreas.

D. Ciri-ciri kencing manis dan Gejala
   Gangguan metabolisme karbohidrat  menyebabkan tubuh kekurangan energi, itu sebabnya penderita diabetes melitus, umumnya terlihat lemah, lemas dan tidak bugar. Gejalah umum yang dirasakan oleh penderita  diabetes adalah :
1. Banyak kencing terutama pada malam hari (poliuri)
2. Gampang haus dan banyak minum (polidipsia)
3. Muda lapar dan banyak makan (polyphagia)
4. Mudah lelah dan sering mengantuk
5. Penglihatan kabur
6. Sering pusing dan mual
7. Berat badan trus menurun
8. Sring kesmutan dan gatal-gatal pada bgian kaki da tangan.
          Semua gejalah ini merupakan efek dari kadar gula darah yang tinggi akan mempengaruhi ginjal da menghasilkan air kemih dalam jumlah banyak dan mengencerkan glukosa sehingga penderita sering buang air kecil dalam jumlah banyak (poliuri) dan akibat poliuri ini maka penderita merasakan  haus yang berlbihan sehingga banyak minum (polidipsi) . sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih,penderita mengalami penurunan berat  badan
E. Tanda  pada seorang penderita Diabetes
1.       Kadar gula dalam darah tinggi
2.       Rusaknya pankreas
3.       Urine dikerubuti semut
4.       Dll
F. Tujuan Pengobatan Penderita DM
1.         Untuk mengurangi gejala,
2.         menurunkan BB bagi yang kegemukan &
3.         mencegah terjadinya komplikasi.
a.      Diit
            Penderita DM sangat dianjurkan untuk menjalankan diit sesuai yang dianjurkan, yang mendapat pengobatan anti diuretik atau insulin, harus mentaati diit terus menerus baik dalam jumlah kalori, komposisi dan waktu makan harus diatur. Ketaatan ini sangat diperlukan juga pada saat : undangan/pesta, melakukan
perjalanan, olah raga (OR) dan aktivitas lain (Anonim, 2008).

a.         Obat-obatan
          Tablet/suntikan anti diabetes diberikan, namun therapy diit tidak boleh dilupakan dan pengobatan penyulit lain yang menyertai /suntikan insulin (Anonim, 2008).

b.        Olah Raga
Dengan olahraga teratur sensitivitas sel terhadap insulin menjadi lebih baik, sehingga insulin yang ada walaupun relatif kurang, dapat dipakai dengan lebih efektif. Lakukan olahraga 1-2 jam sesudah makan terutama pagi hari selama ½ - 1 jam perhari minimal 3 kali/minggu. Penderita DM sebaiknya konsultasi gizi kepada dokter atau nutritionis (ahli gizi) setiap 6 bulan sekali untuk mengatur pola diit dan makan guna
mengakomodasikan pertumbuhan dan perubahan BB sesuai pola hidup (Anonim, 2008).

 G. Pengobatan Diabetes
Teori pengobatan pada diabetes melitus didasarkan atas pemberian insulin dalam jumlah cukup sehingga memungkinkan metabolisme karbohidrat penderita normal. Terapi optimmum dapat mencegah bagian terbesar efek akut diabetes dan sangat memperlambat timbulnya efek-efek kroniknya (Guyton, A. C., 1990).
Biasanya, penderita diabetes diberi dosis tunggal salah satu preparat insulin bermasa kerja lama setiap hari, ia meningkatkan seluruh metabolisme karbohidratnya sepanjang hari, kemudian insulin regular (suatu preparat bermasa kerja singkat yang berlangsung hanya beberapa jam) tambahan diberikan pada setiap saat kadar glukosa darah cenderung meningkat terlalu tinggi, seperti waktu makan. Jadi, setiap penderita diberi pengobatan rutin secara individual (Guyton, A. C., 1990).
Diet penderita diabetes. Kebutuhan insulin penderita diabetes ditentukan oleh diet standar penderita yang mengandung karbohidrat dalam jumlah normal dan terkontrol baik serta perubahan jumlah masukkan karbohidrat mengubah kebutuhan akan insulin (Guyton, A. C., 1990).
Pada orang normal, Pankreas mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan jumlah insulin yang dihasilkan terhadap masukan karbohidrat; tetapi pada orang diabetes total, fungsi pengaturan ini hilang sama sekali. Pada diabetes jenis awitan maturitas yang dengan obesitas, sering penyakit ini dapat dikontrol dengan mengurangi berat badan saja (Guyton, A. C., 1990).
Hubungan pengobatan dengan arteriosklerosis. Penderita diabetes mempunyai kecenderungan besar mengalami aterosklerosis, arteriosklerosis, serta penyakit jantung koroner berat dan beberapa lesi mikrosirkulasi. Memang, orang yang menderita diabetes yang pengendaliannya relatif buruk waktu anak-anak mungkin mati karena penyakit jantung pada usia 20-an tahun (Guyton, A. C., 1990).
Pada hari-hari permulaan pengobatan diabetes, ada kecenderungan banyak mengurangi karbohidrat dalam diet sehingga kebutuhan insulin minimum. Tindakan ini mempertahannkan kadar gula darah turun ke nilai normal dan mencegah kehilangan glukosa kedalam urina, tetapi hal ini tidak mencegah kelainan-kelainan metabolisme lemak (Guyton, A. C., 1990).
Akibatnya, saat ini cenderung membiarkan penderita dengan diet karbohidrat normal dan kemudian secara serentak memebrikan insulin dosis tingggi untuk memetabolisme karbohidrat. Hal ini menurunkan kecepatan metabolisme lemak dan juga membantu menurunkan kadar kolesterol yang tinggi yang terjadi pada diabetes sebagai akibat kelainan metabolisme lemak (Guyton, A. C., 1990).
Karena komplikasi diabetes-seperti arteroskelerosis, peningkatan kepekaan berlebihan terhadap infeksi, retinopati diabetika, katarak,   hipertensi, dan penyakit ginjal kronik-lebih berkaitan dengan kadar lipid darah dibandingkan dengan kadar glukosa darah, maka ia merupakan objek pengobatan klinik diabetes untuk memberikan glukosa dan insulin dalam jumlah cukup sehingga jumlah lipid darah menjadi normal. (Guyton, A. C., 1999)

H. Obat-obat anti diabetes

Golongan
Nama generik
Nama dagang
Dosis
Sulfonylurea
Chlorpropamide
Glibenclamid
Gliquidone
Gliclazide
Glipizide
glipmepride


Diabenese
daonil,euglucon
Glurenorm
Diamicron
minidiab,glicotrol
amaryl
250-500 mg
2,5-15 mg
30-120 mg
20-320 mg
2,5-20 mg
1-8 mg
Biguanides
Metformin
Glucophage,diabex
0,5-3 mg
alpha glucosidase inhibitor
Acarbose
Glucobay
50-600 mg
Meglitinides
           Nateglinides
            repaglinides
Starlix
novonorm
180-540 mg
0,5-16 mg
tiazolidinediones
           Pioglitazone
           rosiglitazone
Actos
avandia
15-30 mg
4-8 Mg


I. Mekanisme Kerja Obat Anti Diabet
1. SULFONYLUREA
          Obat Golongan ini digunakan Untuk menurunkan glukosa darah, obat inimerangsang sel beta dari pankreas untuk memproduksi lebih banyak  insulin. Jadi syarat pemakaian obat ini adalah apabila pankreas masih baik untuk membentuk insulin, sehingga  obat ini hanya bisa dipakai pada diabetes tipe 2.
   Efek Samping : Sulfonylurea bisa menyebabkan hipoglikemia, terutama bila dipakai dalam 3 – 4 bulan pertama pengobatan akibat perubahan diet dan pasien mulai sadar berolahraga serta minum obat. Apabila ada gangguan fungsi ginjal atau hati, dosis perlu diperhatikan karena lebih mudah timbul hipoglikemia. Namun secara umum obat ini baik untuk menurunkan glukosa darah.
2. BIGUANIDES
   Obat biguanides memperbaiki kerja insulin dalam tubuh, dengan cara mengurangi resistensi insulin. Pada diabetes tipe 2, terjadi pembentukan glukosa oleh hati yang melebihi normal. Biguanides menghambat proses ini, sehingga kebutuhan insulin untuk mengangkut glukosa dari darah masuk ke sel berkurang, dan glukosa darah menjadi turun.

ü Efek Samping
               Metformin biasanya jarang memberikan efek samping. Tetapi pada beberapa orang bisa timbul keluhan terutama pada saluran cerna, misalnya :
* Gangguan pengecapan
* Nafsu makan menurun
* Mual, muntah

3. ALPHA-GLUCOSIDASE INHIBITORS
              Obat golongan ini bekerja di usus, menghambat enzim di saluran cerna, sehingga pemecahan karbohidrat menjadi glukosa atau pencernaan karbohidrat di usus menjadi berkurang. Hasil akhir dari pemakaian obat ini adalah penyerapan glukosa ke darah menjadi lambat, dan  glukosa darah sesudah makan tidak cepat naik.
ü Efek Samping
              Obat ini umumnya aman dan efektif, namun ada efek samping yang kadangmengganggu, yaitu perut kembung, terasa banyak gas, banyak kentut, bahkan diare. Keluhan ini biasanya timbul pada awal pemakaian obat, yang kemudian berangsur bisa berkurang
4. MEGLITINIDES
               Golongan Obat ini menyebabkan pelepasan insulin dari pankreas secaracepat dan dalam waktu singka.Termasuk golongan obat ini adalah Repaglinide (Novonorm) dan Nateglinide (Starlix). Efek Samping Meskipun sama seperti sulfonylurea, efek samping hipoglikemia boleh dikatakan jarang terjadi, hal ini disebabkan oleh efek rangsangan pelepasan insulin hanya terjadi pada saat glukosa darah tinggi.
5. THIAZOLIDINEDIONES
                        Obat ini baik bagi penderita diabetes tipe 2 dengan resistensi insulin, karena bekerja dengan merangsang jaringan tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin, sehingga insulin bisa bekerja dengan lebih baik, glukosa darahpun akan lebih banyak diangkut masuk ke dalam sel, dan kadar glukosa darah akan turun. Selain itu, obat thiazolidinediones juga menjaga hati agar tidak banyak memproduksi glukosa. Efekmenguntungkan lainnya adalah obat ini biasa menurunkan trigliserida darah.
ü Efek Samping
               Beberapa efek merugikan yang mungkin timbul adalah bengkak, berat badan naik, dan rasa capai. Efek serius yang jarang terjadi adalah gangguan hati

J. Contoh Obat
  1.Diabenese (klorpropamid) 250mg.
     Indikasi : diabetes melitus tanpa komplikasi tipe nonketotik ringan, sedang atau             parah.
 2. KI: diabetes melitus tipe remaja dan pertumbuhan, diabetes parah atau tidak     stabil,         diabetes terkomplikasi dengan ketosis dan asidosis, koma diabetik.
3. ES: erupsi kulit, eritema
4. Daonil (glibenklamid) 5mg
5. Indkasi : diabetes melitus pada orang dewasa.
6. KI: diabetes melitus Tipe I, diabetes penguraian metabolik, koma diabetik,           gangguan ginjal parah, kehamilan dan menyusui.
7. Dosis : awal, sehari 2,5mg, dinaikan 2,5mg  dengan interval 3-5 hari sampai        metabolik tercapai.
8. Glucobay (akarbose) 50mg, 100mg
9. Indikasi : terapi penambah untuk diet, penderita diabetes melitus
10.KI: hipersensitif, gangguan intenstinal kronis berkaitan dengan absorbsi dan     pencernaan, gangguan ginjal berat dan kehamilan.
11.ES: gangguan pencernaan seperti kembung, diare, nyeri saluran cerna.
12.Dosis : awali dengan 50mg, kemudian ditingkatkan  hingga 100-200mg 3X
          sehari. Dosis dapat ditingkatkan setelah  4-8 minggu.
  13. Clamega (glibenklamid) 5mg
  14. I : diabetes melitus ringan atau sedang.
  15. KI: diabetes militus dengan komplikasi dan ginjal parah.
  16. ES : reaksi hipoglikemia, reaksi alergi kulit
  17. DS : ½ tablet perhari bersama makan pagi, dosis dapat di tingkatkan hingga 1 tablet, maksimum 3 tablet per hari








BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif.
Ada dua jenis diabetes yaitu diabetes tipe l dan diatetes tipe ll .
Diabetes tipe I diakibatkan karena tejadinya kerusakan pankreas sehingga insulin harus di datangkan dari luar. Diabates tipe II atau disebut juga DM yang tidak tergantung pada insulin yang disebabkan karena insulin yang tidak dapat bekerja dengan baik.

B.  Saran
            Bagi penderita diabetes melitus atau kencing manis sebaiknya menjaga pola makan dan diet agar kadar gula dalam darah bisa terkontrol dengan baik. Selain menjaga pola makan dan diet penderita DM juga bisa menggunakan kombinasi obat anti diabetes seperti metformin dengan glibenclamid untuk mengetahui efek penurunannya terhadap kadar gula darah.


















DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, K., E. Yulinah. (2004). Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.).
Anonim. (2008). Peran DIIT Dalam Penanggulangan Diabetes
Guyton, A. C. (1990). Fisiologi Manusia Dan Mekanisme Penyakit. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC. Hal. 707-708.
Katzung, B.G. (2002). Farmakologi Dan Klinik. Edisi Kedua. Surabaya: Universitas Airlangga Press. Hal. 125-126.

Mycek, M. J., Harvey, R.A., Champe, P. C. (2001). Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Widya Medika. Hal. 261-262.

Schunak. W. (1990). Senyawa Obat. Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 558.

Tan, H.T. dan K. Rahardja. (2007). Obat-Obat Penting Khasiat,
Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi Keenam. Cetakan
Pertama. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Hal. 742.

Yosef. (2007). Terapi Kombinas Antidiabetika Oral Metformin Dan Glibenklamid Untuk Diabetes Melitus Tipe-
www.yosefw.wordpress.com.